Sunat, atau sirkumsisi, adalah prosedur bedah yang mengangkat sebagian atau seluruh kulit kulup yang menutupi kepala penis. Prosedur ini telah dilakukan di berbagai budaya dan agama, dan dampaknya terhadap hubungan seksual telah menjadi topik perdebatan. Artikel ini akan membahas pengaruh sunat terhadap aspek-aspek hubungan seksual, baik dari sisi fisik maupun emosional.
1. Pengaruh Fisik Sunat dalam Hubungan Seksual
a. Sensasi dan Kenikmatan
Kepala Penis yang Terpapar: Setelah sunat, kepala penis menjadi lebih sering terpapar, yang dapat mempengaruhi sensasi saat berhubungan seksual. Beberapa pria melaporkan peningkatan sensasi karena tidak ada lagi penghalang dari kulit kulup.
Perubahan Sensitivitas: Pada beberapa pria, kepala penis dapat menjadi lebih sensitif setelah sunat, sedangkan yang lain mungkin merasa sebaliknya. Sensitivitas ini dapat memengaruhi pengalaman seksual dan cara mencapai kepuasan.
b. Kebersihan dan Kesehatan
- Mengurangi Risiko Infeksi: Sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi jamur seperti balanitis, yang dapat mengganggu kehidupan seksual. Pria yang disunat mungkin lebih mudah menjaga kebersihan area genital.
- Menurunkan Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS): Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena beberapa penyakit menular seksual, termasuk HIV. Ini dapat memberikan ketenangan pikiran dalam hubungan seksual dan meningkatkan kenyamanan saat berhubungan intim.
c. Durasi dan Kontrol Ejakulasi
Durasi Berhubungan Seks: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang disunat mungkin memiliki kontrol yang lebih baik terhadap ejakulasi, yang dapat mempengaruhi durasi hubungan seksual. Namun, ini bervariasi dari individu ke individu.
2. Pengaruh Emosional dan Psikologis
a. Kepercayaan Diri
- Kepuasan Diri: Beberapa pria merasa lebih percaya diri setelah disunat, yang dapat berkontribusi pada pengalaman seksual yang lebih baik. Rasa percaya diri ini dapat meningkatkan kenyamanan dalam hubungan intim dan interaksi seksual dengan pasangan.
- Mengurangi Kecemasan: Jika seorang pria merasa khawatir tentang masalah kesehatan atau kebersihan sebelum sunat, prosedur ini dapat mengurangi kecemasan tersebut, yang berdampak positif pada kehidupan seksual.
b. Hubungan dengan Pasangan
- Persepsi Pasangan: Beberapa pasangan mungkin memiliki preferensi terhadap pria yang disunat atau tidak disunat. Persepsi ini bisa mempengaruhi dinamika hubungan, termasuk kenyamanan dan kepuasan seksual.
- Diskusi dan Komunikasi: Melakukan sunat dapat menjadi topik yang perlu dibicarakan dalam hubungan, terutama jika pasangan memiliki pandangan berbeda tentang prosedur ini. Komunikasi terbuka tentang preferensi dan keinginan dapat memperkuat ikatan emosional.
3. Pertimbangan Lain
a. Variabilitas Individu
Efek sunat pada hubungan seksual sangat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa pria mungkin merasakan manfaat positif, sementara yang lain mungkin tidak merasakan perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor pribadi dalam membuat keputusan mengenai sunat.
b. Pentingnya Kesehatan Seksual
Baik sunat maupun tidak, menjaga kesehatan seksual adalah hal yang penting. Ini termasuk pemeriksaan rutin, penggunaan pelindung saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko PMS, dan menjaga kebersihan area genital.
| Baca juga: Penyakit Kelamin Balanitis
Kesimpulan
Sunat dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan seksual, baik dari segi fisik maupun emosional. Meskipun banyak pria melaporkan peningkatan kenyamanan dan kepuasan setelah disunat, pengalaman ini dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Penting untuk mengkomunikasikan harapan dan pengalaman seksual dengan pasangan dan menjaga kesehatan seksual secara keseluruhan. Keputusan untuk menjalani sunat sebaiknya dibuat setelah mempertimbangkan semua aspek, termasuk alasan medis, budaya, dan pribadi.